posted by ria fitriani
ini adalah foto foto tentang technopreneur karedok
latihan
Senin, 12 Desember 2016
technopreneur karedok
posted by ria fitriani
narasi
Siapa yang tak kenal dengan karedok?makanan khas jawa barat ini dibuat dengan kombinasi rasa manis dan pedas membuat lidah selalu ingin menyantapnya.uniknya lagi karedok ini dibuat dengan sayuran mentah, penasaran ???
Kalau anda belum mencobanya ,alangkah baiknya jika anda mencicipi di kedai kami "karedok tiada duanya" yang bertempat di jl.indah jaya no.13 wiradesa
asumsi untuk analisis
No | Asumsi | Satuan [General] | Nilai/Jumlah |
1 | Periode proyek | Tahun | 1 |
2 | Bulan kerja tahun | Buan | 12 |
3 | Output, produksi dan harga | ||
a.Produksi karedok perbulan | porsi | 2100 | |
b.Produksi karedok pertahun | porsi | 25200 | |
c.Harga penjualan karedok | Rp/porsi | 8000 | |
d.Lama menunggu pendapatan | Hari | 1 | |
4 | Tenaga kerja : | ||
a.produksi | Orang | 3 | |
b.pelayan | Orang | 3 | |
5 | Penggunaan input dan harga | ||
a.Input karedok 1 bulan | porsi | 2100 | |
b.Harga mentah karedok | Rp/porsi | 6000 | |
6 | Proporsi modal | ||
a.Modal sendiri | % | 75% |
biaya investasi
No | No | Unit | Jumlah Fisik [Number] | Harga Per Satuan [Rp] | Harga Total [Rp] | Umur Ekonomis | Nilai | Nilai |
1 | Sendok | Lusin | 6 | 10000 | 60000 | 5 | 12000 | 300000 |
2 | Garpu | Lusin | 6 | 10000 | 60000 | 5 | 12000 | 300000 |
3 | Cobek | Set | 2 | 60000 | 120000 | 5 | 24000 | 600000 |
4 | Piring | Lusin | 6 | 50000 | 300000 | 5 | 60000 | 1500000 |
5 | Nampan | Unit | 5 | 25000 | 125000 | 5 | 25000 | 625000 |
6 | Toples | Unit | 5 | 25000 | 125000 | 5 | 25000 | 625000 |
7 | Pisau | Unit | 4 | 10000 | 40000 | 10 | 4000 | 400000 |
8 | Panci | Unit | 5 | 30000 | 150000 | 10 | 15000 | 1500000 |
9 | Kompor | Unit | 2 | 300000 | 600000 | 5 | 120000 | 3000000 |
10 | Teko | Unit | 5 | 50000 | 250000 | 5 | 50000 | 1250000 |
11 | Ayakan | Unit | 2 | 10000 | 20000 | 5 | 4000 | 100000 |
12 | Wajan | Unit | 3 | 50000 | 150000 | 10 | 15000 | 1500000 |
TOTAL BIAYA INVESTASI | 2000000 | 366000 | 11700000 |
biaya tetap
Uraian | Jumlah | Unit | Biaya Per Unit [Rp] | Total Biaya 1 Bulan [Rp] | Total Biaya 1 Tahun [Rp] |
Tenaga kerja : | |||||
a. Produksi | 6 | orang | 500000 | 3000000 | 36000000 |
Air | 50000 | 600000 | |||
Listrik | 100000 | 1200000 | |||
TOTAL | 3150000 | 37800000 |
Biaya variabel | ||||||
no | Struktur Biaya | Satuan [General] | Jumlah Fisik (Number) | Biaya Per Satuan (Rp) | Biaya Total (Rp) | Biaya Total 1 Tahun (Rp) |
1 | Cabe | kg | 30 | 8000 | 240000 | 2880000 |
2 | Garam | bks | 30 | 2000 | 60000 | 720000 |
3 | Bawang putih | ons | 90 | 9000 | 810000 | 9720000 |
4 | Minyak goreng | kg | 25 | 12000 | 300000 | 3600000 |
5 | Kacang tanah | kg | 25 | 12000 | 300000 | 3600000 |
6 | Kacang panjang | ikat | 50 | 8000 | 400000 | 4800000 |
7 | Terasi | ons | 30 | 1000 | 30000 | 360000 |
8 | Jeruk limo | ons | 100 | 5000 | 500000 | 6000000 |
9 | Kencur | ons | 30 | 2000 | 60000 | 720000 |
10 | Kol | kg | 90 | 9000 | 810000 | 9720000 |
11 | Tauge | kg | 90 | 7000 | 630000 | 7560000 |
12 | Timun | kg | 60 | 7000 | 420000 | 5040000 |
13 | Terong | kg | 90 | 8000 | 720000 | 8640000 |
14 | air | galon | 30 | 5000 | 150000 | 1800000 |
15 | Gula jawa | kg | 60 | 5000 | 300000 | 3600000 |
16 | Asem | ons | 90 | 3000 | 270000 | 3240000 |
jumlah keseluruhan | 6000000 | 72000000 |
proyeksi produk&pendapatan
PENJUALAN 1 BULAN | PENJUALAN 1 TAHUN |
16800000 | 201600000 |
proyeksi laba/rugi usaha
No | Uraian | Tahun 1 |
1 | Penerimaan | Rp201,600,000 |
2 | Pengeluaran | |
a.Biaya variabel | Rp72,000,000 | |
b.Biaya tetap | Rp37,800,000 | |
c.Depresiasi/jumlah nilai penyusutan | Rp366,000 | |
3 | Total pengeluaran | Rp110,166,000 |
4 | R/L Sebelum Pajak | Rp91,434,000 |
5 | Pajak ( 15% ) | Rp13,715,100 |
6 | Laba Setelah Pajak | Rp77,718,900 |
7 | Profit On Sales/ Usaha Mengalami Keuntungan Per Tahun | 0.385510417 |
Laba | 39% |
video membuat rengginang
posted by ria fitriani
membuat rengginang dari beras ketan
selamat mencoba...
membuat rengginang dari beras ketan
makalah pengembangan kurikulum di era orde baru
posted by ria fitriani
hello guys! sekarang saya akan berbagi ilmu tentang penmbangan kurikulum di era orde baru. seoga bermanfaat ☺
hello guys! sekarang saya akan berbagi ilmu tentang penmbangan kurikulum di era orde baru. seoga bermanfaat ☺
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas semester 5
Mata Kuliah : Pengembangan
Kurikulum
Dosen
pengampu : Dr. H. Muhlisin, M.Ag.
Kelompok
4 oleh :
Muhammad
Khoiruzzadi 2021214400
Azidah Falakhati 2021214407
Imro’atus Salamah 2021214411
M. Iskandar 2021214433
Kelas
L
JURUSAN TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah Swt., atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Pengembangan
Kurikulum di Era Orde Baru” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan junjungan kita, Nabi Muhammad
saw., keluarga dan sahabatnya.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pengembangan kurikulum yang
diampu oleh Bapak Dr. H. Muhlisin, M. Ag. di IAIN Pekalongan.
Makalah ini dapat selesai dengan
baik atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat,
1.H. Salafudin,
M.Si. selaku
ketua program studi Pendidikan Agama Islam.
2.Dra. Hj. Musfirotun Yusuf, M.M selaku dosen
pembimbing.
3.Semua pihak yang telah membantu dan
mendukung penyusunan makalah ini.
Penulis
telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Disamping itu,
apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam
pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dann
saran yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin ya robbal
‘alamiin.
Pekalongan, 12 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 4
C. Metode Pemecahan Masalah....................................................................................... 4
D. Sistematika Penulisan Makalah................................................................................... 5
BAB II Pembahasan................................................................................................................ 6
A. Kurikulum 1968........................................................................................................... 6
B. Kurikulum
1975/1976.................................................................................................. 7
C. Kurikulum 1984........................................................................................................... 10
D. Kurikulum 1994........................................................................................................... 11
BAB III Penutup..................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari masa ke masa kurikulum yang terdapat di setiap
negera berubah yang ini menurut sebagian pakar disebabkan karena kebutuhan
masyarakat yang berkembang dan disamping itu kondisi dan tuntutan zaman pun
berubah. Untuk menyesuaikan dengan zaman, kurikulum pun mengalami perkembangan.
Perkembangan itupun terjadi pada kurikulum di Negara Indonesia.
Sebagai sebuah Negara yang memiliki tujuan berdiri,
kurikulum ini dirasa sangat penting untuk kemudian mengiringi kemajuan Negara.
Karenanya, perkembangan kurikulum ini dianggap menjadi penentu masa depan anak
bangsa. Sebagai bangsa yang pernah dijajah, sedikit tidak negara ini akan terpengaruh oleh kurikulum pendidikan dari negara
yang dulu pernah menjajah Indonesia. Penting untuk kemudian dikaji untuk
mengetahui bahwa Negara kita saat ini kurikulumnya masih berkaitan dengan kepentingan
penjajah dulu. Setidaknya, ketika fisik penjajah itu pergi, mereka sejatinya
tetap ada melalui kurikulum yang yang diturunkan pada negara bekas jajahan.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat penulis ungkapkan
pembuatan makalah ini adalah:
1.
Bagaimana perkembangan
kurikulum padatahun 1968?
2. Bagaimana perkembangan kurikulum pada tahun 1975/1976?
3. Bagaimana perkembangan kurikulum pada tahun 1984?
4. Bagaimana perkembangan kurikulum pada tahun 1994?
C.
Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur
atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku
atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas.
Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang
akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah
pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban
permasalahan.
D.
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini
ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri
dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah dan
sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III bagian
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengembangan
Kurikulum di era orde baru
Masa Orde Baru secara harfiyah adalah masa yang baru yang
menggantikan masa kekuasaan orde lama. Namun secara politis orde baru diartikan
suatu masa untuk mengembalikan Negara Republik Indonesia kedalam sebuah tatanan
yang sesuai dengan haluan negara sebagaimana yang terdalam dalam UUD 1945 serta
falsafah negara yaitu pancasila secara murni
dan konsekuen.
Perpindahan kekuasaan orde lama ke orde baru ini dilakukan berdasar
analisis yang menyatakan banyaknya kebijakan pemerintah yang telah melenceng
dari UUD 1945 dan pancasila, sehingga apabila kekuasaan ini diteruskan maka
tujuan dan cita-cita proklamasi kemerdekaan akan jauh dari keberhasilan.[1]
Masa orde baru disebut juga sebagai Orde Konstitusional dan Orde
Pembangunan, yakni bertujuan membangun manusia seutuhnya dan menyeimbangkan
antara rohani dan jasmani untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Pada tahun
1973-1978 dan 1983 dalam sidang MPR yang kemudian menyusun GBHN.[2]
Menurut Harold
Rugg, The curiculum is the stream of guided activities that constitutes the
life of young people and theirs elders. [in a much earlier book, Rugg
disapprovingly spoke of the traditional curriculum as one ”... passing on
descriptions of earlier cultures and to perpetuating dead languages and
abstract techniques which were useful to no more than a negligible fration of
our population”. [3]
Pada masa orde baru ini setidaknya sudah 4
kali mengalami perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi dan tujuan
pendidikan pada waktu itu.
1. Kurikulum
1968
Lahirnya
kurikulum pada tahun 1968 sebagai perubahan dari kurikulum 1964 di pengaruhi
oleh perubahan sistem politik dari pemerintah rezim orde lama ke pemerintahan
rezim order baru. Kurikulum 1968 melakukan perubahan struktur kurikulum dari
pancawardana dan menekankan pendekatan organisasi mata pelajaran menjadi
kelompok pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar dan kecakapan khusus.
Kurikulum pada tahun 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orentasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsenkuensi.[4]
Dari segi tujuan pendidikan, kurikulum 1968 diarahkan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi
pendidikan diarahkan kepada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
2.
Kurikulum 1975/1976
Pembaharuan kelima terjadi dengan diterbitkannya kurikulum
1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP dan SMA sedangkan kurikulum 1976 untuk
sekolah keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan (STM, SMEA).
1.
Latar belakang kurikulum 1975
Latar belakang ditetapkannya kurikulum 1975 sebagai pedoman pelaksanaan
pengajaran di sekolah sebagai berikut:
a.
Sejak tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang
terjadi sebagai akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru
terhadap program pendidikan nasional. Hal-hal yang mempengaruhi program maupun
kebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan pembaharuan itu adalah:
·
Selama pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul
gagasan baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
·
Adanya kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan nasional yang
digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi: “Mengejar ketinggalan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya pembangunan.”
·
Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendorong pemerintah untuk meninjau
kebijaksanaan pendidikan nasional.
·
Adanya inovasi dalam sistem belajar-mengajar yang dianggap lebih
efisien dan efektif yang telah memasuki dunia pendidikan Indonesia.
·
Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau
sistem yang kini sedang berlaku.
b.
Pada kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan
pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut belum
diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan terhadap kurikulum 1968 tersebut
agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
2.
Prinsip pelaksanaan kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Berorientasi pada tujuan
b.
Menganut pendekatan integratif
dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang
menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
c.
Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan
waktu.
d.
Menganut pendekatan sistem yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada
tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku siswa.
e.
Dipengaruhi psikologi behaviorisme dengan menekankan kepada stimulus
respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
3.
Komponen kurikulum 1975
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi
unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Tujuan institusional baik SD, SMP, dan SMA/SPG/SMEA/STM
Tujuan
institusional adalah tujuan yang hendak dicapai lembaga pendidikan ( SD, SMP,
SMA, SPG/ SMEA/STM) dalam melaksanakan program pendidikannya.
b.
Struktur program Kurikulum
Struktur program adalah kerangka umum program pengajaran yang akan
diberikan pada tiap sekolah.
c.
Garis-garis Besar Program Pengajaran
Sesuai dengan namanya, Garis-garis Besar Program Pengajaran, pada
bagian ini dimuat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran, yaitu:
·
Tujuan kurikuler, yaitu tujuan yang harus dicapai setelah mengikuti
program pengajaran yang bersangkutan selama masa pendidikan.
·
Tujuan intruksional umum, yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam
setiap satuan pelajaran baik dalam satu semester maupun satu tahun.
·
Pokok bahasan yang harus dikembangkan untuk dijadikan bahan
pelajaran bagi para siswa agar mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
·
Urutan penyampaian bahan pelajaran dari tahun pelajaran satu ke
tahun pelajaran berikutnya dan dari semester satu ke semester berikutnya.
4.
Sistem penyajian dengan pendekatan PPSI (Prosedur Pengembangan
Sistem Intruksional)
Sistem PPSI berpandangan bahwa proses belajar-mengajar merupakan
suatu sistem yang senantiasa diarahkan pada pencapaian tujuan. Sistem
pembelajaran dengan pendekatan sistem intruksional inilah yang merupakan
pembaharuan dalam sistem pengajaran di Indonesia.
5.
Sistem penilaian
Dengan
melaksanakan PPSI, penilaian diberikan pada setiap akhir pelajaran atau pada
akhir satuan pelajaran tertentu. Inilah yang membedakan dengan kurikulum
sebelumnya yang memberikan penilaian pada akhir semester atau akhir tahun saja.
6.
Sistem Bimbingan dan Penyuluhan
Setiap siswa memiliki tingkat kecepatan belajar yang tidak sama.
Disamping itu mereka memerlukan pengarahan yang akan mengembangkan mereka
menjadi manusia yang mampu meraih masa depan yang lebih baik. Dalam kaitan ini
maka perlu adanya bimbingan dan penyuluhan bagi para siswa dalam meniti
hidupnya meraih masa depan yang diharapkannya.
7.
Supervisi dan Administrasi
Sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan pengelolaan yang
terarah, baik yang digunakan oleh para guru, administrator sekolah, maupun para
pengawas sekolah. Teknik supervisi dan administrator sekolah ini dapat
dipelajari pada pedoman pelaksanaan kurikulum tentang supervisi dan
administrasi.
Ketujuh unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang mewarnai
kurikulum 1975/1976 sebagai suatu sistem pengajaran.
Sejak diberlakukannya kurikulum 1975/1976, berbagai usaha inovatif
telah banyak dilakukan dalam rangka menunjang pelaksanaan dan mencari
alternatif lain yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum tersebut,
antara lain meneruskan uji coba kurikulum melalui Sekolah Laboratorium
disepuluh IKIP Negeri, uji coba belajar tuntas (mastery learning),
penggunaan modul dan sekolah-sekolah terbuka.
3.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak
relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam GBHN 1983 hasil sidang umum MPR 1983 menyiratkan keputusan
politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 kepada
kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian
kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984.
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984
diantaranya yaitu sebagai berikut:
a.
Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung
kedalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
b.
Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang
studi dengan kemampuan anak didik
c.
Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di
sekolah.
d.
Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir disetiap
jenjang
e.
Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai
bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai
sekolah menengah tingkat atas termasuk pendidikan luar sekolah
f.
Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi
kebutuhan perkembangan lapangan kerja
Atas dasar
perkembangan itu maka menjelang tahun 1983 antara kebutuhan atau tuntutan
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi terhadap pendidikan,
kurikulum 1975 dianggap sudah tidak sesuai lagi karena itu diperlukan perubahan
kurikulum. Kurikulum 1984 lahir sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum
1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Berorientasi kepada tujuan pembelajaran (instruksional) didasari
oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu
belajar yang sangat terbatas disekolah harus benar-benar fungsional dan
efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang
pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
b.
Pendekatan pembelajarannya berpusat pada anak didik melalui cara
belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual,
dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara
optimal, baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor
c.
Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral.
Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang
sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
d.
Menanamkan pengertian
terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan pada
pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti.
e.
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa
f.
Menggunakan pendekatan keterampilan
4.
Kurikulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984 proses pembelajaran
menekankan pada pola pembelajaran yang berorientasi pada teori belajar
mengajar, kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena
sesuai dengan suasana pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) yang lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya
ikut mengembangkan kurikulum disekolah.
Kurikulum 1994 dibuat untuk menyempurnakan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang
No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak
pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam
satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan pada siswa untuk dapat menerima materi pelajaran
cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994,
antara lain sebagai berikut:
a.
Pembagian tahapan pelajaran disekolah dengan sistem caturwulan
b.
Pembelajaran disekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup
padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
c.
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakuan satu
sistem kurikulum untuk semua siswa diseluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat
inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri
disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat
d.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan
strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik
dan sosial.
e.
Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan
kekhasan konsep, pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa
f.
Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang
mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana menuju hal yang kompleks
g.
Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan
untuk pemantapan pemahaman siswa
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa
permasalahan, kecenderungan kepada
pendekatan penguasaan materi (content oriented) terutama sebagai akibat
dari itu sebagai berikut:
1.
Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran
dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran
2.
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan
dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang
terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari
Permasalahan diatas terasa
saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat
kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu penyempurnaan itu
diberlakunya suplemen kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan
tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:
a.
Penyempurnaan kurikulum secara terus-menerus sebagai upaya untuk
menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan
kebutuhan masyarakat.
b.
Untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin
dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, sarana prasarana serta lingkungan.
c.
Untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan
kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
d.
Mempertimbangkan beberapa aspek terkait, seperti tujuan materi,
pembelajaran, evaluasi, sarana/prasarana termasuk buku pelajaran
e.
Tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tepat dapat
menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan yang lainnya yang
tersedia disekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan
penyempurnaan jangka panjang.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan kurikulum pada masa orde baru setidaknya sudah
mengalami perubahan 4 kali, yaitu pada tahun 1968, 1975, 1984 dan 1994. Adapun
perubahan tersebut karena dirasa adanya faktor-faktor tertentu dan karena untuk
penyempurnaan kurikulum-kurikulum yang sebelumnya.
Adapun di era orde baru, kurikulum lebiih ditekankan pada jiwa yang
berlandaskan pancasila dan UUD 1945 sehingga dituntut tercapainya pembangunan
Negara Republik Indonesia yang lebh cepat dan mampu bersaing dengan tantangan
pada waktu itu.
B. Saran-saran
Pemakalah menyadari bahwasanya dalam
penulisan materi ini terdapat banyak sekali kekurangan baik dalam segi
penulisan tata letak atau pun ketidak akuratan sejarah. Oleh sebab
itu, kami semua meminta saran dan kritik saudara para
pembaca untuk kesempurnaan dan pengetahuan baru bagi kami semua..
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum
Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
K Rukiati, Enung, dkk. 2003. Sejarah Pendidikan di Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Nata, Abudin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana.
Tim
Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers.
Subandijah. 1999. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jogja: PT GrafindoPersada.
[1] Enung K Rukiati, dkk., Sejarah
Pendidikan di Indonesia, ( Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2003), hlm. 65..
[2] Abuddin Nata, Sejarah
Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 325.
[3] Tim Pengembangan MKDP
Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum
dan Pembelajaran, (Jakarta:
Rajawalii Pers, 2013), hlm. 3.
[5]Sholeh Hidayat,
Perkembangan Kurikulum Baru, Cet. 2, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2013), hlm.4-12.
Langganan:
Postingan (Atom)